Senin, 17 September 2012

Lebih Lanjut Tentang Semen

Apa itu semen?

Semen adalah suatu campuran senyawa kimia yang bersifat hidrolis, artinya jika dicampur dalam air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahan-bahan lain menjadi satu kesatuan massa yang dapat memadat dan mengeras. Secara umum semen dapat didefinisikan sebagai bahan perekat yang dapat merekatkan bagian-bagian benda padat menjadi bentuk yang kuat kompak dan keras.

Semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku : batu kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung / tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air.
Batu kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa Calcium Oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam yang mengandung senyawa : Silika Oksida (SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3 ) dan Magnesium Oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya, yang kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai. Hasil akhir dari proses produksi dikemas dalam kantong/zak dengan berat rata-rata 40 kg atau 50 kg.

JENIS-JENIS SEMEN
1.      Portland Cement
Semen Portland adalah semen hidraulis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidraulis, bersama bahan tambahan yang biasanya digunakan adalah gypsum. Klinker adalah penamaan untuk gabungan komponen produk semen yang belum diberikan tambahan bahan lain untuk memperbaiki sifat dari semen.
Tipe-tipe semen Portland :
a.       Tipe I (Ordinary Portland Cement)
Ordinary Portland Cement adalah semen Portland yang dipakai untuk segala macam konstruksi apabila tidak diperlukan sifat-sifat khusus, misalnya ketahanan terhadap sulfat, panas hiderasi dan sebagainya. Ordinary Portland Cement mengandung 5% MgO, dan 2,5-3% SO3. Sifat-sifat Ordinary Portland Cement berada diantara sifat-sifat moderate heat semen dan hight early strength Portland cement.
b.      Tipe II (Moderate Heat Portland Cement)
Moderate Heat Portland Cement adalah semen Portland yang dipakai untuk pemakaian konstruksi yang memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hiderasi yang sedang, biasanya digunakan untuk daerah pelabuhan dan bangunan sekitar pantai. Moderate Heat Portland Cement terdiri dari 20% SiO2, 6% Al2O3, 6% MgO, dan 8% C3A.
Semen tipe ini lebih banyak mengandung C2S dan mengandung lebih sedikit C3A dibandingkan dengan semen tipe I.
c.       Tipe III (High Early Strength Portland Cement)
High Early Strength Portland Cement adalah semen portland yang digunakan keadaan-keadaan darurat dan musim dingin. Juga dipakai untuk produksi beton tekan. High Early Strength Portland Cement ini mempunyai kandungan C3S lebih tinggi dibandingkan dengan semen tipe lainnya sehingga lebih cepat mengeras dan cepat mengeluarkan kalor. High Early Strength Portland Cement tersusun atas 6% MgO, 3,5-4,5% Al2O3, 35% C3S, dan 15% C3A. Semen tipe ini sangat cocok digunakan untuk pembangunan gedung-gedung besar, pekerjaan-pekerjaan berbahaya, pondasi, pembetonan pada udara dingin, dan pada prestressed coccretel, yang memerlukan kekuata awal yang tinggi.
d.      Tipe IV (Low Heat Portland Cement)
Low Heat Portland Cement adalah semen Portland yang digunakan untuk bangunan dengan panas hiderasi rendah misalnya pada bangunan beton yang besar dan tebal, baik sekali untuk mencegah keretakan. Low Heat Portland Cement ini mempunyai kandungan C3S dan
C3A lebih rendah sehingga pengeluaran kalornya lebih rendah. Low Heat Portland Cement tersusun atas 6,5% MgO, 2,3% SO3, dan 7% C3A. Semen ini biasanya digunakan untuk pembuatan atau keperluan hidraulik engineering yang memerlukan panas hiderasi  rendah.
e.       Tipe V (Shulphato Resistance Portland Cement)
Shulphato Resistance Portland Cement adalah semen Portland yang mempunyai kekuatan tinggi terhadap sulfur dan memiliki kandungan C3A lebih rendah bila dibandingkan dengan tipe-tipe lainnya, sering digunakan untuk bangunan di daerah yang kandungan sulfatnya tinggi, misalnya pelabuhan, terowongan, pengeboran di laut, dan bangunan pada musim panas. Shulphato Resistance Portland Cement tersusun atas 6% MgO, 2,3% SO3, dan 5% C3A.
f.       Semen Putih (White Cemen)
Semen Putih adalah semen yang dibuat dengan bahan baku batu kapur yang mengandung oksida besi dan oksida magnesia yang rendah (kurang dari 1%) sehingga dibutuhkan pengawasan tambahan agar semen ini tidak terkontaminasi dengan Fe2O3 selama proses berlangsung. Pembakaran pada tanur putar menggunakan bahan bakar gas. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kontaminasi terhadap abu hasil pembakaran, juga terhadap oksida mangan sehingga warna dari semen putih tersebut tidak terpengaruh. Semen Putih mengandung 24,2% SiO2, 4,2% Al2O3, 0,39% Fe2O3, 65,8% CaO, 1,1% MgO, dan 0,02% Mn2O3. Semen Putih digunakan untuk bangunan arsitektur dan dekorasi.
g.      Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement)
Semen Sumur Minyak adalah semen Portland yang dicampur dengan bahan retarder khusus seperti lignin, asam borat, casein, gula, atau organic hidroxid acid. Semen Sumur Minyak mengandung 6% MgO, 3% SO3, 48-65% C3S, 3% C3A, 24% C4AF + 2C3A, dan 0,75% alkali (NO2). Fungsi retarder  disini adalah untuk mengurangi kecepatan pengerasan semen atau memperlambat waktu pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan kedalam sumur minyak atau gas. Semen Sumur Minyak digunakan antara lain untuk melindungi ruangan antara rangka sumur minyak dengan karang atau tanah sekelilinginya, sebagai rangka sumur minyak dari pengaruh air yang korosif.
h.      Semen Masonry
Semen Masonry adalah semen hidraulik yang digunakan sebagai adukan konstruksi masonry, mengandung satu atau lebih blast furnance slagcement (semen kerak dapur tinggi),  semen Portland pozzolan, semen alam atau kapur hidraulik dan bahan penambahnya mengandung satu atau lebih bahan-bahan seperti: kapur padam, batu kapur, chalk, calceous shell, talk, slag, atau tanah liat yang dipersiapkan untuk keperluan ini. Sifat semen ini mempunyai penyerapan air yang baik, berdaya plastissitas yang tinggi dan kuat tekan yang rendah
i.        Semen Berwarna
Sering dibutuhkan semen yang mempunyai warna yang sama dengan bahan atau material yang akan direkatkan. Semen Berwarna dibuat dengan menambahkan zat warna (pigmen) sebanyak 5-10% pada saat semen putih digiling. Zat warna yang ditambahkan harus tidak mempengaruhi selama penyimpanan atau selama pemakaian semen tersebut.

Tabel II.1 Zat warna dari warna yang dihasilkan

j.        Semen Cat
Semen Cat merupakan tepung semen dari semen portland yang digiling bersama-sama sengan zat warna, filter, dan water repellent agent. Semen Cat biasanya dibuat warna putih yaitu dengan titanium oksida atau ZnS. Sebagai filter biasanya dipakai water water repellent agent atau bahan silika, sedangkan sebagai accelerator dipakai CaCl2 dan sebagai water repellent agent dipakai kalsium atau alumunium stearat.
Tabel II.2 Komposisi kimia semen portland




Tabel II.3 Sfesifikasi fisika semen portland








  1. Semen Non Portland
a.       Semen Alam (Natural Cement)
Semen alam merupakan semen yang dihasilkan dari proses pembakaran batu kapur dan tanah liat pada suhu 850-1000oC kemudian tanah yang dihasilkan digiling menjadi semen halus.

b.      Semen Alumina Tinggi (High Alumina Cement)
Semen Alumina Tinggi pada dasarnya adalah suatu semen kalsium aluminat yang dibuat dengan meleburkan campuran batu gamping, bauksit, dan bauksit ini biasanya mengandung oksida besi, silika, magnesia, dan ketidak murnian lainnya. Cirinya ialah bahwa kekuatan semen ini berkembang dengan cepat, dan ketahanannya terhadap air laut dan air yang mengandung sulfat lebih baik.
c.       Semen Portland Pozzolan
Semen Portland Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika dan alumina dimana bahan pozzolan itu sendiri tidak mempunyai sifat seperti semen akan tetapi dalam bentuk halusnya dan dengan adanya air, maka senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi membentuk kalsium aluminat hidrat yang bersifat hidraulis.
Reaksi :

Bahan pozzolan tersusun atas 45-72 % SiO2, 10-18 % Al2O3, 1-6 % Fe2O3, 0,5-3 % MgO, 0,3-1,6 % SO3.
Semen portland pozzolan merupakan suatu bahan pengikat hidraulis yang dibuat dengan menggiling bersama-sama terak semen portland dan bahan yang mempunyai sifat pozzolan, atau mencampur secara merata bubuk semen portland dan bubuk bahan lain yang mempunyai sifat pozzolan. Bahan pozzolan yang ditambahkan besarnya antara 15-40 %.
d.      Semen Sorel
Semen Sorel adalah semen yang dibuat melalui reaksi eksotermik larutan magnesium klorida 20 % terhadap suatu ramuan magnesia yang didapatkan dari kalsinasi magnesit dan magnesia yang didapatkan dari larutan garam.
Reaksi :

Semen Sorel mempunyai sifat keras dan kuat, mudah terserang air dan sangat korosif. Penggunaannya terutama adalah semen lantai, dan sebagai dasar pelantai dasar seperti ubin dan terazu.
e.       Portland Blast Furnance Slag Cement
Portland Blast Furnance Slag Cement adalah semen yang dibuat dengan cara menggiling campuran klinker semen  portland dengan kerak dapur tinggi (Blast Furnance Slag) secara homogen. Kerak (slag) adalah bahan non metal hasil samping dari pabrik pengecoran besi dalam tanur (Dapur Tinggi) yang mengandung campuran antara kapur (CaCO3) silika (SiO2), dan alumina (Al2O3). Sifat semen ini jika kehalusannya cukup, mempunyai kuat tekan yang sama dengan semen portland, betonnya lebih stabil dari beton semen portland, permeabilitinya rendah, pemuaian dan penyusutan dalam udara kering sama dengan semen portland.

Proses pembuatan semen dapat dibedakan menurut :

1.      Proses basah :
Semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker crude oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM.
Keuntungan :
·         Umpan lebih homogeny, semen yang diperoleh lebih baik
·         Efisiensi penggilingan lebih tinggi dan tidak memerlukan suatu unit homogenizer
·         Debu yang timbul relative sedikit
Kerugian :
·         Bahan bakar yang digunakan lebih banyak, butuh air yang cukup banyak
·         Tanur yang digunakan terlalu panjang karena memerlukan zone dehidrasi yang lebih panjang untuk mengendalikan kadar air
·         Biaya produksi lebih mahal

2.      Proses kering :
Menggunakan teknik penggilingan dan blending kemudian dibakar dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan yaitu :
·         Proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller meal.
·         Proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk mendapatkan campuran yang homogen.
·         Proses pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker : bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen).
·         Proses pendinginan terak.
·         Proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling dengan cement mill.
Keuntungan :
·         Tanur yang digunakan relative pendek
·         Panas yang dibutuhkan rendah, sehingga bahan bakar yang dipakai relative sedikit, dan membutuhkan air yang relative sedikit pula
·         Kapasitas produksi lebih besar

Kerugian :
·         Kadar air sangat mengganggu proses, karena material menempel pada alat
·         Campuran umpan kurang homogen
·         Banyak debu yang dihasilkan sehingga dibutuhkan alat penangkap debu

Jenis-jenis proses pembuatan semen :

Ciri-Ciri Mahasiswa Baru dan Lama

Berikut ini adalah ciri-ciri mahasiswa baru dan lama versi nyunyu.com 
cukup bikin ngakak dan menghibur hati para mahasiswa yang belum lulus-lulus juga :,D

Mahasiswa Baru 


1. Jalannya Bergerombol
Mahasiswa baru itu masih penakut. Kalau lagi sendirian, salaman sama dosen aja segan, tapi kalau lagi banyakan, yang cewek bisa pada centil deh sama dosen cowok muda yang ganteng. Nah, mahasiswa baru itu jalan ke mana-mana selalu bergerombol karena mereka biasanya baru bikin geng. Gengnya pasti punya tujuan buat narik perhatian senior yang cool.

2. Dandanannya Cupu
Tahun pertama kuliah semua mahasiswa masih pada fokus buat kuliah dan belajar. Belum ada yang berminat buat nyari pacar biasanya. Makanya dandanan mahasiswa baru itu pasti pada cupu karena lebih mikirin pelajaran. Nanti kalau udah tau kebanyakan mikirin pelajaran gak bikin nilai bagus, pasti pada dandan supaya kece dan bisa ngegebet sana-sini.

3. Mukanya Selalu Stres dan Takut
Masih kebayang ospek, masih takut sama senior, masih ragu buat bergaul bikin mahasiswa baru keliatan stres dan takut. Tapi ada juga mahasiswa baru yang gak keliatan stres dan takut, itu adalah mahasiswa baru yang udah pernah kuliah tapi pindah karena di-DO tempat kuliah sebelumnya.

4. Masih Keliatan Belajar di Kantin
Kantin itu sebenernya kan tempat makan, tapi serinmg juga dipake belajar, dan cuma mahasiswa baru yang masih belajar di kantin. Yang lain pacaran, mereka malah belajar. Pffft.

5. Bawaannya Banyak
Tas gede, isinya macem-macem, dan berat itulah mahasiswa baru. Supaya keliatan mahasiswa dan keliatan pinter, padahal nantinya kalau udah lama kuliah, pulpen aja biasanya minjem.


Mahasiswa Lama 


1. Biasanya Sendirian Tapi Jalannya Nenggak
Mahasiswa lama udah gak takut lagi jalan sendirian. Apalagi kalau yang jomblo, udah gak boleh takut ke mana-mana sendirian. Mahasiswa lama adalah mahasiswa yang udah tau kalau kampus di seluruh dunia itu banyak burung merpatinya. Makanya supaya gak di-ee-in merpati, mahasiswa lama jalannya dongak merhatiin langit.


2. Nongkrong di Kantin Main Kartu Doang
Biasanya mahasiswa lama itu udah pada punya pacar. Nah, selain pacaran, mahasiswa lama lebih banyak ngabisin waktu di kantin buat main kartu. Dari kartu gaplek, remi, sampe Kartu Rencana Studi bisa dimainin di kantin. Kalau bosen main kartu biasanya mahasiswa lama cuma ngobrol-ngobrol gak jelas di kantin. Kalau ngobrolnya bosen, ya main kartu lagi. Terus bolak-balik gitu sampe lulus kuliah. Atau sampai akhirnya di DO gara-gara gak lulus-lulus, kwuk!


3. Kuliah Cuma Bawa Pulpen
Udah bukan jamannya lagi buat mahasiswa lama kuliah bawa barang banyak-banyak. Mahasiswa lama biasanya kalau kuliah cuma bawa pupen. Lah, terus nulisnya di mana dong? Di hatimu Ya di kertas lah. Kertasnya darimana? Dari minta sama teman sebelah. Pokoknya mahasiswa lama ini usaha banget buat kuliah seringkes mungkin, kalau bisa cuma bawa hati aja udah siap berangkat.


4. Punya Banyak Kenalan
Mahasiswa lama kalau jalan di kampus, pasti bentar-bentar “Way, apa kabar?” bentar-bentar “Woy, ke mana aja?” Iya, mahasiswa lama banyak kenalannya. Yang cowok banyak kenalan cowoknya, dan banyak sok kenalnya ke cewek-cewek di kampus. Bahkan mahasiswa lama itu sering curhat sama tukang parkir karena saking banyaknya orang yang akrab sama dia.

sumber: www.nyunyu.com

Sekilas Tentang Semen

Saya menemukan artikel ini setelah seorang karyawan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan sumur minyak bertanya kepada saya tentang mengapa semen yang dipakai perusahaannya kadang menggumpal sebelum digunakan, tentunya hal ini mempengaruhi hasil dan menghambat proses kerja. Saya jadi ingin tahu apakah semen juga memiliki masa kadaluarsa ataukah mungkin karena penyimpanannya yang kurang baik? semoga artikel ini dapat membantu...
Kebanyakan orang pasti sudah mengenal semen, semen (cement) merupakan paduan bahan baku: batu kapur/gamping (bahan utama) dan tanah liat/lempung atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa bubuk/bulk. Bahan-bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinker, kemudian dihancurkan, dan ditambahkan gips (gypsum). Hasilnya dikemas dalam kantong/zak. Sesuai dengan kegunaannya, semen memiliki banyak jenis.
Jenis-jenis Semen:
1. Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester.
2. Semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.
3. Oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus untuk yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam di darat atau lepas pantai.
4. Mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara. Semen ini digunakan sebagai campuran membuat beton, agar lebih keras.
Tips menyimpan semen:
Bagaimana ciri fisik semen yang masih baik?
Semen yang baik secara fisik/kasat mata, tidak menggumpal. Semen yang telah lama disimpan bisa membentuk lumps yang akan hancur jika diremas dan lama-kelamaan mengeras (grit).
Apakah semen memiliki waktu kedaluarsa dan berapa lama semen bisa disimpan?
Kedaluarsa semen tergantung penyimpanannya. Penyimpanan yang kedap air memungkinkan semen dapat disimpan sampai sekitar 2 tahun.
Bagaimana cara menyimpan semen yang baik?
Penyimpanan semen yang baik adalah di tempat penyimpanan yang jauh dari kelembaban dan (kantong) tidak dapat ditembus (uap) air
Apa saja yang harus diperhatikan di tempat penyimpanan semen?
Jumlah tumpukan tidak melebihi 2 meter dan terlidung dari kelembaban yang tinggi (simpan dalam gudang untuk menghindari hujan). Sebaiknya tidak bersentuhan langsung dengan lantai dan dinding dengan memberi bantalan palet/kayu). Selain itu, tumpuk secara berdekatan untuk mengurangi sirkulasi udara.
sumber dari : http://jakartajive.com/articles/misc/yang-perlu-anda-tahu-tentang-semen

Lagi Viral !

Masih Panas !