Minggu, 04 November 2012

Manusia dan Seks Bebas



 
Pertumbuhan manusia yang semakin besar dan perkembangan zaman yang semakin canggih memungkinkan proses pertukaran budaya menjadi lebih mudah. Terdapat banyak dampak positif dan negatif karena hal ini. Salah satunya adalah seks bebas dan ini dikatakan sebagai dampak negatif dari pertukaran budaya, khususnya bagi negara-negara timur yang masih menganggap bahwa pernikahan adalah hal sakral yang seharusnya tidak campuri dengan perbuatan-perbuatan kotor yang notabene berasal dari budaya barat tersebut. Perbedaan-perbedaan budaya itu tentunya terjadi karena cara pandang yang berbeda. Tergantung bagaimana masyarakat diwilayah atau negara tersebut memandang pergaulan bebas itu seperti apa. Seks bebas tentunya mempunyai efek-efek negatif, tapi apa yang terjadi seandainya efek-efek negatif tersebut dapat dihilangkan sepenuhnya? Apakah dengan itu pergaulan bebas dapat dihalalkan? 
Manusia adalah makhluk sosial yang tak dapat hidup tanpa adanya manusia lain, karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan lawan jenis, termasuk dalam memenuhi hasrat seksualnya. Tapi dalam pergaulan bebas, hal ini disalah-artikan. Karena bagaimanapun, hubungan antar sesama manusia harus didasari oleh norma-norma yang ada, sesuai dengan tata aturan agama, sehingga dengan itu, manusia dapat membentuk kebudayaan yang bermartabat dan bernilai tinggi. Karena disadari atau tidak, hal itu yang membedakan manusia dengan hewan, karena perilaku manusia seharusnya tidak ditentukan oleh system organik biologisnya saja, melainkan dipengaruhi juga oleh akal dan jiwanya. Manusia adalah makhluk budaya yang mempunyai pikiran atau akal budi, bukan seperti binatang yang hanya hidup untuk memuaskan hawa nafsunya saja. 



Lagi Viral !

Masih Panas !