Kerusakan
Beton
Beton
adalah salah satu bahan konstruksi yang umum digunakan untuk bangunan gedung,
jembatan, jalan, dan lain-lain. Beton dipilh karena sifatnya yang mampu menahan gaya tekan dengan baik, serta
mempunyai sifat tahan terhadap korosi dan pembusukan oleh kondisi lingkungan. Selain
itu beton segar atau beton yang baru dibuat dapat dengan mudah dicetak sesuai
dengan keinginan. Cetakannya dapat pula dipakai berulang kali sehingga lebih
ekonomis. Beton segar ini dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang
retak maupun dapat diisikan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan. Selain
itu juga dapat mudah dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang pada
tempat-tempat yang posisinya sulit. Kelebihan lain dari beton adalah tahan aus
dan tahan bakar, sehingga perawatannya lebih murah.
Tetapi selain kelebihan-kelebihan yang disebutkan diatas, beton juga mempunyai kekurangan-kekurangan yaitu beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik, sehingga mudah retak, oleh karena itu perlu di beri baja tulangan sebagai penahan gaya tarik. Beton yang telah keras juga dapat menyusut dan mengembang bila terjadi perubahan suhu sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retakan-retakan akibat terjadinya perubahan suhu dan terakhir, beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan diteliti secara seksama agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail (liat atau alot), terutama pada struktur tahan gempa.
Dari kekurangan beton di atas, dapat kita simpulkan bahwa kerusakan yang banyak terjadi pada beton adalah masalah keretakan. Retak pada suatu struktur bangunan terutama pada beton sangat membahayakan karena retak dapat mengurangi kekuatan struktur sehingga bangunan tersebut tidak sesuai dengan fungsi perencanaannya. Oleh karena itu, dalam struktur bangunan, beton perlu di beri baja tulangan. Struktur beton ini pun tidak lepas dari potensi kerusakan.
Salah satu penyebab kerusakan pada struktur beton adalah korosi. Iklim Indonesia yang tropis menyebabkan setiap harinya perubahan temperatur dan kelembaban cukup besar. Kondisi seperti ini menyebabkan berbagai jenis kerusakan pada beton. Kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi adalah susut dan korosi baja tulangan. Susut diakibatkan oleh perubahan temperatur di sekitar bangunan beton, sedangkan korosi baja tulangan diakibatkan oleh perubahan kondisi dalam beton dari basa menjadi asam dan kondisi lingkungan di sekitar bangunan beton.
Pada korosi jenis ini, kerusakan terjadi pada tulangan di dalam beton. Ini disebabkan karena tulangan di dalam beton bereaksi dengan air dan membentuk karat. Karat yang terbentuk pada tulangan ini mengakibatkan pengembangan volume besi tulangan tersebut. Pengembangan volume ini kemudian mendesak beton sehingga beton tersebut terkelupas atau pecah. Terjadinya karat ini disebabkan adanya reaksi antara unsur besi (Fe+) di dalam tulangan dengan unsur hidroksi (OH-) dari air.
foto karat pada tulangan |
Kerusakan
yang terjadi timbul karena penutup pelat terlalu tipis, atau pada saat
pengecoran plat, tulangan tidak dilakukan pemakaian beton tahu untuk menjaga
jarak antara tulangan dengan dasar plat
Akibat penutup terlalu tipis, maka penutup
plat beton mudah terkelupas sehingga tulangan tidak terlindungi, Keadaan tulangan yang semacam ini
membuat tulangan mudah terjadi korosi karena proses oksidasi.
Foto di atas adalah contoh korosi pada beton yang terjadi di permukaan bagian bawah lantai dermaga. Korosi pada beton terjadi akibat terbentuknya ettringite akibat reaksi kimia antara unsur kalsium di dalam beton dengan garam sulfat dari luar. Sama seperti karat pada besi, ettringite yang terjadi menyebabkan pengembangan volume beton sehingga menyebabkan massa beton terdesak dan pecah. Ettringite (6CaO.Al2O3.32H2O, atau disingkat C6AS3H32) merupakan hasil reaksi dari unsur kalsium di dalam beton dengan garam sulfat dari luar. C3A + CaSO4 + H2O → ettringite. Memiliki bentuk kristal memanjang seperti jarum. Ettringite ini menyebabkan pengembangan volume beton sehingga mebuat beton pecah.
Selain
itu campuran beton dan kualitas material yang tidak sesuai dengan perencanaanpun
dapat menjadi penyebab kerusakan pada beton. Kualitas material, proses
pencampuran dan perbandingan campuran akan mempengaruhi kekuatan beton.
Material dan proses pencampuran beton yang tidak mengikuti persyaratan adalah
salah satu kemungkinan penyebab terjadinya retakan pada beton. Pencegahan yang
dapat dilakukan adalah selalu melakukan
pemeriksaan kualitas seluruh material yang akan digunakan baik semen, pasir,
kerikil dan air. Selain itu pengawasan dalam pelaksanaan pencampuran beton perlu
dilakukan agar mengikuti design mix yang telah dibuat dan terakhir adalah untuk
tidak memakai material yang tidak sesuai persyaratan kualitas
Volume
air yang berlebih dalam campuran beton pun dapat memicu kerusakan atau
keretakan pada beton. Beton yang mengandung jumlah air yang berlebih akan
mempengaruhi kekuatan maksimum dari beton. Sering dalam pekerjaan beton pihak
pekerja terlalu meremehkan volume air yang dituangkan dalam campuran beton,
kadang untuk mengenyalkan campuran supaya lebih cepat dalam penuangan sipekerja
sering menambahkan volume air padahal sudah melebihi persyaratan yang diizinkan. Kelebihan air ini juga sangat mengurangi
kekuatan beton.
Penyusutan
merupakan penyebab utama retak. Saat beton mulai mengeras maka beton secara perlahan akan
mengalami pengeringan dan penyusutan. Bilamana volume air semakin besar maka akan terjadi penguapan air
campuran yang semakin besar pula , sehingga semakin besar penguapan maka
penyusutan beton akan semakin besar pula. Dari sebuah penelitian didapatkan
bahwa beton dapat menyusut sebesar 1.75
cm per
30.48 m.
Penyusutan
ini menyebabkan akan menimbulkan celah
pada beton yang sudah kering, celah inilah yang disebut retakan beton.
Intinya adalah bahwa setiap rencana campuran beton selalau diikuti dengan
volume campuran beton untuk mendapatkan rasio semen, sehingga volume air yang
melebihi dari volume yang direncanakan akan mengurangi kekuatan beton itu
sendiri. Untuk itu pelaksana harus mengetahui volume air yang harus dituangkan
dalam campuran beton, pelaksana harus mengawasi setiap penuangan air dalam
campuran dan menghindari penambahan air pada beton saat penuangan apabila hanya
untuk alas an kemudahan pekerjaan. []
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Mau lebih seru lagi? coba pencet Ctrl + D trus klik Done/Ok !