Tampilkan postingan dengan label Review film. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Review film. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 Februari 2017

Review Santai Film Resident Evil: Final Chapter (2017) Zombie Yang Tertukar

Mumpung masih inget karena baru nonton (saya orangnya emang gampang lupaan), mari kita bahas sedikit tentang film teranyar dan (katanya) penutup dari franchise Resident Evil : Final Chapter.

Sexy zombie
Hihh serem

Jujur sih saya gak terlalu ngefans serial RE (Resident Evil). Malah RE Final Chapter ini adalah satu-satunya film RE yang saya tonton di bioskop. Berhubung ini adalah edisi penutup jadi ya gapapalah sekali-sekali (selain karena gak ada film lain lagi yang bisa di tonton). Mungkin juga karena dulu sempet main gamenya di PS 1 jadi berasa nostalgia gimana gitu lah,

Minggu, 12 Juni 2016

Ulasan Film X-Men: Apocalypse. Kiamat Yang Tertunda, Lagi.



Membaca judul film X-men terakhir: Apocalypse. Mungkin kita akan bertanya-tanya, kiamat macam apalagi yang bakal terjadi di dunia X-men ini. Karena kita mafhum, dunia yang di huni mutan-mutan yang keren dan manusia-manusia yang cupu ini sudah beberapa kali diancam oleh kehancuran (dan sialnya tidak pernah terjadi). Dari ulah Magneto di film pertama (X-men tahun 2000) yang ingin merubah seluruh orang "normal" di dunia menjadi mutan. Sampai di film berikutnya (trilogi first class - Days Of Future Past) pemerintah manusia mengirim balasan berupa Sentinel--robot tandingan untuk para mutan-- yang di program untuk membantai seluruh mutan yang tersisa, dengan akhir cerita, Wolverine yang dikirim ke masa lalu untuk mencegah terjadinya bencana ini berhasil merubah keadaan di masa lalu sehingga masa depan pun berubah sehingga alur cerita X-men ini pun juga berubah dan makin membingungkan haha. Maka jangan heran kalau dua film terakhir trilogi first class ini (Days Of Future Past & Apocalypse) tidak bisa dijadikan prekuel untuk film x-men pertama (tahun 2000) karena selain memang berbeda sekuel, masa lalu dan masa depan juga sudah dirubah. Bingung kan? Yah pokoknya gitu dah.

Kebingungan makin terasa saat En Sabah Nur (atau dalam komik juga dipanggil sebagai Apocalypse)--yang katanya mutan pertama di dunia--berhasil bangkit kembali dari tidur siangnya panjangnya karena ada orang-orang iseng yang berhasil menemukan reruntuhan kuilnya untuk kemudian menyembahnya. Entahlah untuk apa, minta nomer togel kali ya? Toh pada akhirnya orang-orang iseng ini mati terkena efek kebangkitan kembali sang mutan purba ini. Kecuali seorang agen CIA, Moira MacTaggert yang sedari tadi mengintip ulah para orang iseng itu, berhasil lari tepat waktu keluar dari reruntuhan dan berhasil selamat.

Intinya, nenek moyang mutan yang bangkit kembali ini merasa galau dan dikhianati karena manusia dan mutan tak lagi menyembah dirinya sebagai "tuhan" seperti jaman dahulu tetapi mereka malah mengagungkan teknologi dan menggantungkan hidup pada persenjataan canggih.

Namun dengan villain sekelas Apocalypse sekalipun, film ini saya rasa kurang bisa menghadirkan nuansa kiamat terutama pada bagian akhir film. Meskipun dunia terancam hancur oleh kekuatan Magneto dan Apocalypse, tapi saya rasanya kok santai-santai saja ya? Atau karena terlalu fokus sama kostumnya Psylocke ya?

Magneto? Sudah tidak perlu diragukan lagi akting dari Michael Fassbender yang selalu tampil apik dalam setiap peran yang ia mainkan. Mungkin yang kurang cuma adegan seorang Erik Leshnerr yang mestinya lebih dramatis dan lebih menderita lagi sebagai alasan nantinya Ia membenci seluruh umat manusia. Dan tentu saja James McAvoy sebagai Prof. X muda yang menurut saya mampu menampilkan kegetiran dan kebijaksanaan seorang Charles Xavier. Selain memang mukanya sedikit mirip dengan Patrick Stewart, pemeran Prof. X versi tuir. Haha.

Di film ini juga diceritakan awal mula Cyclops dan Storm bergabung dengan X-men. Namun sangat disayangkan porsi peran mereka disini sangatlah minim padahal seperti yang kita tahu, mereka berdua adalah tokoh utama dalam X-men, bahkan dalam kisah komiknya, Cyclops seringkali berperan sebagai leader tim X-men. Begitu pula dengan para mutan terkenal lain. Dalam film ini, terlihat sekali sutradara berusaha mengeluarkan sebanyak-banyaknya karakter mutan yang terkenal namun minim dalam peran sehingga terkesan hanya tempelan saja. Bahkan peran Mystique pun tidak sebesar di film sebelumnya. Perhatian kita akhirnya malah--sekali lagi-- tercuri oleh aksi kocak Quicksilver yang berlari santai menyelamatkan orang-orang.

Mengenai Quicksilver yang kebetulan datang saat ledakan terjadi. Bagaimana seandainya tidak ada Quicksilver disana? Prof. X dkk mati. Tamat sudah cerita X-Men. Deus Ex Quicksilver. Sebagai penonton, tentu saya tidak berharap untuk melihat banyak adegan kebetulan seperti ini terjadi di dalam film.

Akhir kata, daripada membaca review asal-asalan yang tak kredibel seperti ini, tentu lebih menyenangkan untuk melihat postingan foto-foto Olivia Munn sebagai Psylocke di dalam film X-Men kali ini.
Selamat berpuasa.


Kamis, 09 Juni 2016

Rise Of The Planet Of The Apes : Dari Evolusi Menjadi Revolusi


Malam jumat kemaren kebetulan di salah satu TV swasta (sebut saja Global TV haha) menayangkan film yang sebetulnya sih udah lama. By the way,  pas nonton film ini di TV kerasa banget gak nyaman nontonnya karena bentar-bentar udah iklan dan akhirnya pindahin channel dulu deh, eh akhirnya jadi malah kelewat-kelewat nontonnya hheu... Oke balik lagi ke cerita... Judul filmnya bisa dilihat diatas ya (karena males ah nulisnya, kepanjangan). Bagi yang mengira kalau ini sekuel atau prekuel dari film Planet Of The Apes seperti saya, maaf nih sepertinya kamu salah. Memang sih, film ini sama-sama menceritakan tentang seekor kera... terkurung terpenjara dalam gua di gunung tinggi suci tempat hukuman para dewa...Sun Go Kong ngising dahar... Eh maksudnya sama-sama berkisah tentang para kera yang berintelegensi tinggi, yang setara atau bahkan melebihi manusia (?)
Namun ternyata film ini sama sekali gak berhubungan sama film terdahulunya. In fact, film ini adalah prekuel dari film selanjutnya, Dawn Of The Planet Apes (2014).

Serangkaian kejadian di film ini bermula dari perjuangan Caesar, seekor anak kera (simpanse) yang ibunya--yang pastinya juga seekor kera--dijadikan hewan percobaan dalam pengembangan obat untuk penyembuhan penyakit alzheimer. Ternyata obat tersebut memberikan efek yang tak diduga terhadap manusia dan para kera yang menjadi hewan percobaannya. Caesar yang mewarisi "kelebihan" dari ibunya tersebut akhirnya memimpin kawanan primata yang Ia temui dalam kandang pengasingan dan memulai sebuah revolusi untuk membebaskan para kera dan memulai hidup baru sebagai kawanan kera yang bebas dari tirani manusia.
Begitu aja. Sebenernya mau nulis sinopsis-nya lebih panjang lagi disini tapi males juga ya, lain kali aja deh. Tapi satu hal, menurut saya film ini layak buat ditonton kok, selain ceritanya bagus, juga ada pesan moralnya lah dikit-dikit mah. Meskipun ending-nya standar karena ternyata ada film lanjutannya--yang katanya sih lumayan bagus juga--yang saya juga baru tonton dikit. Dan sebagai info tambahan, di tahun 2017 nanti akan ada sekuel ketiganya yang berjudul War For The Planet Of The Apes. Wajib nonton buat para penggemar kera-kera sakti ini!
Akhir kata, buat yang mau nonton silahkan nonton, karena filmnya tidak terlalu mengecewakan lah... tapi nontonnya jangan di TV ya, mending download aja kek, atau engga minta ke temen. Atau mau nyari DVD-nya? monggo. Tapi jangan yang bajakan ya... Halah klise.

Lagi Viral !

Masih Panas !